Sate Lokan Bengkulu

Menusuk Laba Dari Sate Lokan
Jadi Buah Tangan ke Luar Negeri
RADAR BENGKULU- Suka makan sate daging sapi, ayam atau kambing? Tapi pernahkah Anda mencoba sensasi rasa yang berbeda yaitu sate lokan sungai. Dijamin, rasanya tak kalah nikmat dari sate kebanyakan. Bahkan dijadikan buah tangan saat berkunjung ke luar negeri.
Evi (39) pengusaha sate lokan pertama di Kota Bengkulu yang mangkal di Jalan Siti Khadijah, Pondok Besi menawarkan sate unik tersebut. Omzet yang diterimanya pun lumayan. "Kalau lagi ramai, seharinya bisa terjual Rp 750 ribu. Tapi kalau sepi ya sekitar Rp.500 ribu lah," ungkap Evi saat ditemui Radar Bengkulu, Sabtu (09/04)
Diceritakan Evi, usaha sate ini awalnya memang sudah dirintis almarhum ayahnya dari tahun 70 an. Hanya saja masih menjual sate ayam, sapi dan kambing. Pada 1999 ketika isu sapi gila merebak, daging mulai susah dicari munculah ide. Diputuskan ayahnya untuk mengganti sate milik mereka dengan lokan. Pertimbangannya, pasokan lokan cukup melimpah dan di Bengkulu masih jarang orang yang tahu tentang sate lokan.
Terbukti, usaha mereka menjadi terkenal. Pelanggannya banyak waraga keturunan Cina dan pengusaha. "Kalau orang Cina, biasanya saat mereka berangkat ke keluar negeri pesannya sampai 50 bungkus dan dimasukkan kedalam wadah khusus, biar nggak cepat basi," ujar Evi
Memasuki 2010, sate lokan milik mereka sempat goyah karena tidak ada yang meneruskan, usaha. Evi dan keluarga cukup terpukul. Bahkan sempat berhenti berjualan. Evi akhirnya berinisiatif meneruskan usaha keluarga. "Sekarang karena beliau sudah meninggal, sate ini saya ganti namanya dengan sate lokan Evi Kasi, biar orang tetap tahu kalau sate ini punya Pak Kasi yang dulu," kenang Evi
Seharinya mereka  dapat menghabiskan 5-8 kg lokan sungai. Pasokannya didapat dari daerah Jenggalu, Mukomuko atau Lais. Per kilonya dibeli Evi dengan harga Rp 30 – 35 ribu. "Karena sudah langganan ayah, lokan biasanya diantar ke rumah. Lokannya pun sudah dibuka kulitnya, jadi kami tidak perlu repot lagi untuk mengolahnya," ujar Evi.
Wanita yang memiliki nama asli Sopiyarnis ini juga mengungkapkan proses pembuatan sate nya seperti umumnya pembuatan sate. Lokan yang sudah dibersihkan, direbus sampai mendidih, kemudian dicuci untuk dimasak lagi dengan bumbu. Kemudian dibiarkan sampai meresap. Setelah kering air bumbunya, lokan siap ditusuk. Untuk bumbu kuah sate, juga tidak ada yang berbeda. "Bumbu satenya kami racik sendiri. Setelah digiling halus, bumbu ditumis. Kemudian dimasukkan kedalam air rebusan daging lokan tadi dan dicampur dengan tepung beras untuk dibiarkan sampai mengental," beber Evi.
Kedepan, ibu tujuh orang anak ini berupaya membuka cabang, persiapannya sedang dalam proses. "Mudah-mudahan nggak ada halangan, jadi doakan saja secepatnya tercapai," harap Evi. (jek)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar