BBM Diselewengkan, Kepala Wira Depo Pertamina Dicopot
      Mencuatnya dugaan penyelewengan BBM bersubsidi di Provinsi Bengkulu disinyalir telah mengorbankan Dambha yang menjabat sebagai Kepala Wira Depo PT. Pertamina Pulau Baai Bengkulu. Dambha dicopot dari jabatan tersebut dan dipindahkan ke Lampung dengan jabatan yang sama.
Dihubungi pada pukul 17.00, Dambha mengatakan tidak bisa berkomentar banyak soal pencopotan tersebut. "Sudah di Lampung mas. Kalau mau tahu siapa pengganti saya, nanti segera dipublikasikan," kata Dambha, Rabu (6/7).
Namun Dambha membantah kepindahan dirinya terkiat mencuatnya dugaan penyelewengan BBM bersubsidi. " Ya pindah. Namanya juga sebagai bawahan. Lagipula, saya sudah lama meminta pindah dari sini (Bengkulu) dan baru sekarang terealisasikan," kata Dambha.
Sementara itu, jaminan PT. Pertamina Depo Bengkulu pasokan BBM lancar diragukan pengguna BBM. Antrean kendaraan di sejumlah SPBU masih memanjang hingga malam tadi, meskipun hujan deras turun. Sementara itu, dugaan ada penyeleweng atau penimbun BBM juga belum terbukti. Polda dan Polres belum menangkap satu orang pun pihak yang diduga menyelewengkan BBM.
Pemilik kendaraan mobil BD 1252 GZ Yono (42) yang berprofesi sebagai wiraswasta mengaku resah dan gelisah akibat kelangkaan BBM. Akibat antrean yang memakan waktu berjam-jam, dirinya tidak lagi bisa beraktivitas secara normal. "Usaha saya terpaksa saya tinggalkan. Kalau kondisinya tidak cepat diatasi, saya khawatir berdampak luas pada aspek lain," kata Yono ditemui saat mengantre BBM di SPBU Rawa Makmur.
Yono berharap pemerintah segara bertindak cepat mengatasi kelangkaan BBM dan PT. Pertamina transparan kepada masyarakat terkait kelangkaan atau keterlambatan pasokan BBM ke SPBU. Yono telah meragukan jaminan Pertamina bahwa pasokan BBM lancar. “Itu hanya bahasa halus Pertamina untuk mengelabui masyarakat agar tidak panik. Harusnya Pertamina katakan apa adanya saja dan dicarikan solusi. Kami tidak masalah pembelian BBM dibatasi, tapi harus lancar," kesal Yono.
Pemilik mobil pick up warna hitam BD 9028 MZ yang juga warga Jalan Siti Khadijah Andre (30) mengaku, dirinya sejak pukul 07.00 mengantre. Bahkan, lanjut dia, sebagaian pengantre sudah mengantre sejak pukul 02.00 dini hari. "Saya dengar ada yang antri sampai tengah malam," kata Andre.
Andre mengaku tidak mengetahui persis sehingga antrean memanjang. Hanya saja, informasi yang diperolehnya, pasokan BBM dari Pertamina ke SPBU mengalami keterlambatan. “Mudah-mudahan tidak lama lagi minyak masuk," harap Andre.
Pengamatan Radar Bengkulu, antrean BBM di setiap SPBU mengakibatkan arus lalu lintas terganggu. Seperti di SPBU Tanah Patah, jalan yang tadinya 2 lajur kini hanya bisa dilewati 1 lajur. Pada pukul 11.00, terhitung 75 unit mobil dan 60 unit motor mengantre. Pemilik kendaraan rela menunggu berjam-jam untuk mendapatkan jatah premium sebanyak 3 liter untuk motor dan 20 liter untuk mobil. Hingga pukul 17.00, antrean kendaraan terus terjadi dan jumlahnya tidak kalah berbeda dengan kondisi sebelumnya.
Kondisi serupa terjadi di SPBU Simpang Bali, BBM belum masuk ke SPBU, antrean sudah berjejer tersusun. Sebanyak 89 motor dan 58 mobil mengantre. Berbagai macam cara yang dilakukan para pemilik kendaraan sambil menunggu BBM masuk, umumnya mereka mengumpul 4 orang hingga 6 orang sambil berbincang-bincang. Ada yang rela berada di dalam kendaraan mobil sambil menyandarkan badan ke jok mobil, ada yang sambil tiduran dengan mendengarkan musik dan ada pula yang tertidur lantaran keletihan.
Selain pemilik mobil, pemilik motor yang mengantre pun tidak kalah jauh berbeda melakukan hal yang tidak membosankan. Beberapa pemilik motor tetap berada di motornya masing-masing sambil bercengkrama satu sama lain. Ada yang berteduh di bawah pohon membaur dengan pemilik motor lainnya, duduk sendiri sambil menatap ke arah SPBU dengan berharap mobil pengantar BBM tiba.
Salah seorang pemilik motor Sudir (50) yang warga Jalan Bentiring mengatakan, dirinya sejak pukul 07.00 mengantre, namun hingga pukul 12.00 belum ada tanda-tanda mobil pengangkut BBM tiba di SPBU. “Apa penyebabnya? Saya tidak tahu," singkat Sudir.
Di SPBU Rawa Makmur tidak kalah berbeda. Ratusan motor sudah mengantre dari depan SPBU sampai berada persis di depan Ruko Sekretariat Selamet Grup. Satu ruas lajur jalan sudah penuh terisi motor tersusun menjadi 4 baris memanjang ke belakang. Pada pukul 12.13, sudah 351 unit motor mengantre dan pemilik motor membiarkan motornya diparkir dan memilih berteduh di depan-depan ruko. Beberapa petugas SPBU berseragam lengan panjang menggunakan topi mondar mandir mengatur barisan motor lain yang hendak mengantre.
Pukul 12.30, tepat di depan gerbang Unib Belakang kendaraan mobil sudah berjejer sampai ke SPBU, terhitung sekitar 259 unit mobil yang mengantre. Ironisnya lagi, biasanya angkot warna hijau B2 dan B1 lalu lalang baik dari arah Unib ke Pusat kota dan sebaliknya, kemarin terlihat lengang. Sebagian besar angkot hijau, kendaraan pribadi, dan angkutan truk sudah memenuhi barisan yang telah mereka atur sendiri.
Antrean di SPBU Jalan P Natadirja jauh lebih panjang. Antrean motor membentuk dua lajur, sedangkan antrean mobil dengan satu lajur hingga ke simpang 4 Panorama. Pemilik toko atau rumah yang merasa terganggu antrean pun memasang tanda berupa pohon, kursi dan lainnya untuk memberitahukan agar jalan menuju ke rumah, toko atau kantor agar tidak ditempati sebagai lokasi parkir untuk mengantre.
Bagaimana dengan pengecer? Pengamatan Radar Bengkulu, pengecer di hampir semua ruas jalan tidak menjual lagi eceran BBM. Menurut seorang pengecer yang enggan disebutkan namanya, kosongnya stok BBM karena dibeli pemilik kendaraan dan sudah mengalami kesulitan untuk mendapatkan BBM. “Biasa lah, pengawasan yang dilakukan di SPBU kan hanya hangat-hangat tahi ayam,” katanya.

Pertamina Lapor ke Polres
Terpisah, Kapolres Bengkulu AKBP H. Joko Suprayitno, SST, MK mengatakan, belum mendapatkan laporan mengenai dugaan ada penyeleweng atau penimbun BBM. Joko menyarankan agar Pertamina melapor apabila ada oknum tertentu yang sengaja berulang kali melakukan antrean minyak.
“Persoalan ini, bukan hanya terjadi di Bengkulu saja, melainkan di seluruh Indonesia. Pihak kepolisian bukannya tak melakukan upaya-upaya dalam mencari jalan keluar permasalahan ini. Buktinya, kami sudah meminta data dan menyurati Pertamina. Kami pun sudah mengundang seluruh pengelola SPBU yang isinya untuk mengikuti surat edaran Walikota yaitu untuk sepeda motor 3 liter dan mobil 20 liter. Apabila diketahui ada kendaraan yang berulang kali mengisi minyak untuk tidak dilayani dan bila perlu dicatat nomor pelat kendaraannya dan laporkan ke kami,” kata Joko.
Joko mengaku telah menyebarkan anggota untuk melakukan pengamanan di lokasi SPBU. Bahkan, dia telah memerintahkan SPBU untuk memperkerjakan satpam “Tanpa diminta pun, kami telah melakukan pengamanan di seputaran SPBU, anggota dari jajaran Intel, lantas dan Sabhara Polres serta Polsek telah ditugaskan di masing-masing SPBU. Tugas mereka juga mengambil laporan rutinitas di SPBU tersebut,” kata Joko. (cw21/lay)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar