Pendap Go Internasional

Pendap Diminati  
Orang Luar Negeri

Cik Timah Ingin 
Jadi Haji Pendap

Pendap, penganan asli orang Bengkulu atau yang lazim dikenal dengan Ikan Pais ini sudah merampah pasar luar negeri. Buktinya sudah ke Belgia, Jerman, Singapura dan Malaysia. Selain itu beberapa provinsi di Indonesia, seperti Lampung, Palembang, Bangka Belitung dan lain-lain juga sudah menikmatinya.
Jangan Heran, Mantan Presiden Indonesia, Megawati Soekarnoputri pun suka makanan ini. "Bu Mega biasanya pesan yang porsi super (besar). Selain itu pada saat beliau ada hajatan besar, beliau pasti pesannya ke sini," ujar pengusaha pendap Bengkulu, Fatimah, di rumahnya pada Radar Bengkulu (06/04)
Fatimah atau Cik Timah (57) nama tenarnya, mampu membuktikan bahwa penganan lokal ini mampu menembus luar negeri. Wanita sederhana ini mengolahnya sendiri dibantu dengan suami dan keempat anaknya. Masing-masing anggota keluarganya sudah punya tugasnya masing-masing mulai dari membeli ikan, membersihkan daun keladi, mencari kayu dan ada yang membuat perapian.
Pendap Cik Timah yang sudah melang-lang buana ini ternyata cuma dibanderol Rp 8000-10.000,- per bungkusnya.
Usaha pendap yang sudah digelutinya selama 27 tahun ini, sudah turun temurun dijalani keluarga cik Timah. Almarhum ayahnya pun juga pembuat pendap. Semenjak kecil cik Timah sudah diajarkan untuk membuat pendap. Setelah menikah karena desakan ekonomi keluarga, cik Timah dan M. Rafiq (58) suaminya, akhirnya memutuskan untuk makin serius menggarap usaha ini.
"Awalnya saya cuma buat sedikit sekadar untuk memenuhi kebutuhan harian. Lama-lama banyak yang pesan, ya akhirnya saya pikir kenapa tidak diseriuskan saja," kenang Timah.
 Berpusat di rumahnya, Jl. Enggano, Pasar Bengkulu, Cik Timah, seharinya hanya membatasi untuk memproduksi 150 buah pendap saja. Pemesanannya pun harus 3 hari sebelumnya, terutama untuk yang ingin dibawa keluar kota. "Rata-rata pembeli disini untuk dibawa ke luar kota, tetangga pesan saja sering tidak kebagian lagi," ujar Timah.
Dirinya tidak mau menambah kuota produksinya karena khawatir tidak akan tertangani secara maksimal. "Takut nanti cita rasanya berubah, jadi cukup dulu sampai 150 buah per harinya dan sudah pasti habis sebelum tengah hari,"  ungkap Timah.
Ditambahkan Timah, pendap miliknya dibuat secara tradisional, tidak berbahan pengawet, ketahanannya pun lumayan lama bisa sampai 4 bulan kalau dimasukkan ke dalam freezer. Perapiannya menggunakan kayu bakar yang didapatnya secara cuma-cuma di pantai.
"Kayu kami tidak beli, Bapak (M.Rafiq, 58) yang bertugas mencarinya, biasanya kami ambil di sekitar pantai," ujar Timah.

Pengolahan pendap Cik Timah sangat sederhana, dengan bumbu dapur yang banyak terjual di pasaran seperti kelapa muda, kelapa goreng, ikan, dan bumbu dapur lainnya. "Ikan nya kami pakai ikan Jenihin, Gebur atau Terusan, tergantung mana yang ada, setelah semuanya dicampur lalu dibungkus dengan daun keladi dan daun pisang. Selanjutnya baru direbus selama 8 jam, sampai bumbunya merata, jangan lupa 4 jam sekali pendap nya harus dibalik biar masaknya merata," terang Timah.
Selanjutnya, setelah proses perebusan ini, pendap ditiriskan untuk dikeringkan airnya. "Biasanya kami mulai merebus sekitar pukul 11 atau 12 siang, jadi kira-kira jam 9 malam, pendap baru bisa diangkat untuk dikeringkan airnya, sampai pagi," tambah Timah.
Keunikan pendap cik Timah ini memang sulit dijelaskan, selain rasanya yang khas, pembungkusannya pun punya trik khusus. "Pembungkusannya harus 3 lapis dan bersilang, sehingga ketika direbus dalam air sekalipun, air tidak akan masuk ke dalam pendap," jelas Timah.
Pembuat pendap yang sudah pernah diliput langsung oleh beberapa stasiun TV Nasional seperti Metro TV, Trans TV, Indosiar, TVRI, RCTI ini tetap sederhana, se sederhana pendap miliknya, tinggal di rumah semi permanen, Timah tetap bergelut dengan pendapnya.
"Bulan lalu, Farah Quinn sudah shooting disini untuk liputan kuliner nusantara 'Ala Chef, ya saya begini adanya, rumah saya tetap seperti ini, Farah Quinn saja betah disini 2 jam," ujar Timah sambil tersenyum.
Kedepan dirinya berharap untuk dapat menunaikan ibadah haji, bersama suaminya, "Uangnya sudah saya tabung, doakan gak ada halangan, mau orang bilang haji pendap saya gak peduli," pungkas Timah (jek)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar