“Kami Belum Merdeka”
Pemiskinan Terus Dilakukan Penguasa
RBI, BENGKULU – Sejumlah warga mengaku belum merasa merdeka. Bagi mereka, kemerdekaan itu hanya milik segelintir orang seperti para pejabat dan petinggi yang bekerja di lingkungan eksekutif, yudikatif dan legislatif.  “Kemerdekaan bukan milik tukang becak," ujar salah seorang pengayuh becak di jalan Iskandar Tengah Padang Sarmun dengan lesu kepada Radar Bengkulu saat ditemui di pangkalannya di jalan Iskandar Tengah Padang, Rabu (17/8).
Sarmun yang telah berusia 53 tahun itu bersikeras, tetap tidak bisa memaksakan diri untuk menikmati perayaan kemerdekaan. Alasan Sarmun, selama dirinya dan keluarga masih tetap sengsara, yakni susah dalam mendapatkan hak untuk tidak direndahkan sebagai tukang becak dan sulit untuk mendapatkan uang ataupun penghidupan yang layak, tetap belum merdeka. "Merdeka itu kalau banyak uang, tidak lagi sebagai tukang becak dan punya rumah bagus. Itu baru merdeka. Kami tukang becak masih jauh sepertinya," ujar Sarmun.
Sehingga, menurut Sarmun, secara keseluruhan kemerdekaan tersebut hanya bisa dirasakan dan dinikmati oleh segelintir orang saja. Sementara sebagian lainnya, justru tidak bisa menikmati dan memahami makna dari kemerdekaan itu sendiri."Boleh tanya dengan pejabat-pejabat yang upacara tadi, kalau tidak makan sehari karena tidak dapat uang, itu kira-kira merdeka tidak?" ujar Sarmun.
Ayah dari 4 orang anak itu juga berharap pemerintah lebih memperhatikan kaum-kaum pinggiran kota yang masih jauh dari ketenangan hidupnya. Sehingga nuansa kemerdekaan yang digaungkan juga dapat mereka rasakan. "Upacara boleh, tapi jangan lupa pikirkan juga kami yang tidak pernah dapat upacara ini, yang tiap harinya cuma mengayuh becak saja kerjanya," ujar Sarmun penuh harap.
Serupa dengan Sarmun, seorang kuli harian di PTM Pasar Minggu Ali Hanafiah (56) mengaku tidak bisa menikmati makna dari kemerdekaan. Ali berpandangan kemerdekaan hanya untuk petinggi dan orang yang sudah berpenghasilan tetap. "Merdeka tidak cukup bebas dari penjajah saja, tapi merdeka juga harus bebas dari derita. Selama kami orang kecil selalu menderita, belum berani kami katakan kalau sudah merdeka. Pejabat dan orang kaya mungkin bisa bilang. Kami tidak," ujar Ali

Rakyat Masih Sengsara
Senada diungkapkan Presidium Komite Aksi Jaminan Sosial, Indra Munaswar. Menurutnya, memang sudah 66 tahun Indonesia terlepas dari penjajahan Belanda. Dan hal itu menurutnya, sebagai anugerah Allah SWT memang patut disyukuri."Tapi kemerdekaan yang hakiki untuk seluruh rakyat Indonesia di negerinya sendiri, masih sangat jauh dari cita-cita proklamasi itu sendiri," kata Indra, Rabu (17/8), di Jakarta.
Indra melanjutkan, sampai saat ini rakyat masih belum terlepas dari penjajahan sikap-sikap keserakahan para penguasa negeri sendiri. Menurutnya, kemiskinan yang diderita sebagian besar rakyat Indonesia bukanlah karena kodratnya harus miskin. "Tetapi karena pemiskinan yang terus dan terus dilakukan oleh para penguasa negara," kata Indra.
Salah satu buktinya, lanjut Indra, adalah tidak adanya kehendak yang tulus sesuai konstitusi dari penguasa negara untuk mengimplementasikan jaminan sosial bagi seluruh rakyat, berdasarkan amanat Pasal 34 ayat (2) juncto Pasal 28H ayat (3) dan Pasal 281 ayat (4) Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 007 tahun 2005.
"Akibatnya, masih banyak (rakyat) mati tanpa terlebih dahulu mendapat pengobatan dan perawatan dari negara, karena rakyat tidak mampu membayar rumah sakit, dokter, obat dan kebutuhan medik lainnya," sebut Indra.
Indra juga menilai rakyat Indonesia kini bukan saja harus terus berjuang demi kemerdekaan kedua dari penjajahan penguasa bangsa sendiri, namun juga penjajahan ekonomi dari bangsa asing yang terus menggerogoti kekayaan negeri ini tanpa dilawan. "Bahkan malah ditemani oleh penguasa negara dan antek-antek asing dari bangsa Indonesia itu sendiri, yang suka hidup senang di atas penderitaan orang lain," kata Indra. (jek/boy/jpnn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar